Inilah penyakit yang sering saya alami. Entah kenapa dan apa sebabnya. Rasa-rasanya sudah menerapkan hidup sehat. Cieee, sok sehat mungkin. Dan kemarin, si migrain `kesayangan’ datang lagi. 😦
Mengikuti kuliah seharian, dengan materi sedikit kuantitatif, multivariate data analysis, membuat kepala rasanya penuh. Belum lagi, berangkat ke kampus dengan bersepeda, di bawah guyuran dan angin kencang, kamis pagi kemarin. Membuat badan terasa begitu dingin dan dingin. Ditambah kondisi tubuh yang sedang berpuasa. Dan benar saja, setelah kuliah lepas siang, sudah deh. Mata menjadi sangat tidak bersahabat. Kepala rasanya mau pecah. Dengan sekuat tenaga, berusaha untuk fokus dan menyimak dengan baik dua jam terakhir kuliah. Hmm, apa ya yang bisa dinikmati. Kuliahnya jelas, seputar angka-angka dan rumus, interpretasi. Not interesting anymore, kalau udah teler begini. Dosennya, hmm, ngga keren-keren amat untuk ukuran bule. Hehehe. Andai dosen sekeren, Brad Pitt, atau hmm … Pierce Brosnan. (hihihi)
Jelas, benar-benar perjuangan. Yang bisa dilakukan adalah melirik-lirik jam tangan yang seakan detiknya mati, tak bergeming. Kapan akan berakhir. Melihat ke seberang jendela. Mendung dan hujan masih menggelayut. Huwaaaa…. dan si migrain semakin menjadi-jadi. Mungkin, jika tidak puasa, langsung Om Migrain ditebas dengan Mr. Don Saridon. Memang tidak baik, terlalu sering mengkonsumsi obat-obatan. Tapi sepertinya Mr. Don, sudah menjadi bagian dari perjalanan saya. Ceileee. Begitu pusing dan migrain, sebelum menjadi-jadi, langsung glek glek, hajar dengan Mr. Don. Sayang, karena kemarin puasa, duhhh … Perjalanan pulang dengan sepeda di bawah guyuran hujan yang lumayan deras. Wah, komplit rasanya. Sampai di rumah, tanpa ba bi bu, sholat dulu, langsung terkapar di tempat tidur, menunggu beduk magrib yang masih dua jam lagi …. Ah, ini bagian dari perjalanan yang harus dilalui. Untuk apa?