Malaysia; Teganya…Teganya

Standard

Belum lama ini, sebuah tamparan kembali mengena wajah bangsa Indonesia. Tau dari mana tampatan itu berasal? Ya, dari little brother of Indonesia, Malaysia. Betapa tidak, belum hilang dari ingatan kasus quote-mengquote, Sipadan dan Ligitan, beberapa tahun lalu. Masih cukup membekas, bagaimana selalu bermasalah TKI dan TKW yang bekerja di Malaysia. Selalu Indonesia berada dalam posisi tidak nyaman. Dan baru-baru ini, klaim Malaysia atas lagu daerah Indonesia yang berasal dari Maluku. Rasa-Sayange dijadikan Malaysia sebagai lagu promo Malaysia Trully Asia. Lho, kok bisa?

Yeah, sebenarnya kalau diteliti lebih lanjut, dalam promosi besar-besaran Malaysia, tak sedikit budaya Indonesia atau item-item Indonesia yang mereka klaim, sebagai cirri khas Malaysia. Sebut saja, batik, sate, dan lainnya. Dibenarkan kah? Dalam urusan bisnis, hal seperti menjadi sah-sah saja. Toh selama ini juga tidak ada hak paten atas item-item tersebut. Hanya saja, sebagai warga bangsa Indonesia, sangat tidak rela rasanya jika ikon-ikon tersebut justru menjadi ikon-ikon promosi negara lain. Inilah etika. Abu-abu dan sangat samar-samar. Tapi apakah ini harus didiamkan saja?

Tamparan-tamparan besar dan kecil yang terjadi pada bangsa ini, setidaknya menjadi salah satu indikator, betapa tidak teradminitrasinya dan terapresiasi asset-aset bangsa Indonesia yang begitu besar ini. Begitu ada pihak lain yang mengklaim, begitu pula, Indonesia disadarkan, dan merasa bahwa asset itu adalah asset miliknya. Kenyataan, memang pemerintah dan sebagian besar kita, tidak sadar akan pentingnya mengelola dan mendata atau mendaftarkan kekayaan budaya. Apalagi jika, pemerintah dan kita semua bersikap dan berfikir, … Alaaahh, Malaysia aja dipikirin (Mensesneg, detiknews, 2007). Wah, wah, bisa-bisa, suatu saat nanti, tak satupun asset Indonesia yang bener-bener masih menjadi milik Indonesia. Hiks-hiks, bener-bener, sayangggg bangetttt.

One thought on “Malaysia; Teganya…Teganya

  1. Tidak hanya itu…..

    RELA..semacam pam swakarsa di tanah air sewenang-wenang terhadap warga negara indonesia. Dengan dalih operasi pendatang haram, mereka sweeping dengan tidak menghormati kita sebagai manusia biasa. Berbagai berita membuktikan hal ini.

    Belum sebutan mereka untuk kita… indon… dengan konotasi yang sangat menghina.

    Tapi .. semua itu sebenarnya berasal dari kita sendiri. Lhaa wong KBRI malay kita juga nggak melindungi warganya kok. Kabar2 kabur sering.. warga yg punya masalah, perlu urusan dgn beliau2.. malah dimanfaatkan. Di-pungli.

    Belum lagi yg punya masalah lebih serius.. pastilah malah digasak sendiri. Mantan dubes malay denger2 kena masalah korupsi. Lhaa kayak gitu.. bagaimana orang mau hormat sama kita. Bapak sendiri gak mbelain.

    Belum lagi ulah TKI2 pendidikan rendah. Belum lagi mmg ada pendatang2 haram.

    Begitu sekilas uneg2.

Leave a comment